Jumat, 30 Mei 2014

Saya Berubah

Saya berubah.
ya, saya sadar itu.

perubahan itu sangat terasa, saat saya mulai bekerja.
lingkungan mengajarkan saya, bahwa saya tidak bisa bertahan dengan 'saya yang dulu'.

Lingkungan mengajarkan saya, saya boleh menyuarakan pendapat dengan lantang, gamblang.
mengajarkan saya, bahwa saya boleh menolak hal yang tidak sesuai dengan prinsip saya.
saya, belajar untuk berontak.
itu tidak baik.

dulu saya cenderung diam, membahas kekecewaan ketidaksesuaian itu di dalam kepala.
menerima semua ketidakadilan maupun cacian.
itu tidak baik.
tapi yang terbebani hanya saya sendiri, tidak orang lain.

saya berubah.
kegambalangan itu, semakin sulit dikendalikan hati.
semua terkendali emosi.
itu tidak baik.
kekecewaan itu tadinya hanya berbuah penyesalan pribadi, tapi tidak menyakiti orang lain.

Dulu, saya lebih sering menyimpan kemarahan di dalam hati.
menenangkan diri sendiri, jangan sampai keluar dalam ekspresi, apalagi kata-kata.
itu membuat hati saya sering perih menahan emosi, tp tidak menyakiti orang lain.

Dulu, saya menangis, ketika semua sudah menyesaki hati.
tapi dalam tempat sunyi, hanya sendiri.
kini, saya lebih banyak menangis.
masih di tempat sunyi, masih sendiri.
tapi alasan untuk menangis itu juga berubah.
menangis karena menyesal.
menangis karena kesal.
menangis karena sadar.
betapa kegamblangan saya kini, dikuasai emosi dan ego dalam sudut pandang sendiri.
dimana akhirnya, orang di sekitar saya tersakiti.

Dulu, menatap orang tua yang sedang menasehati, mana saya berani.
kini, bahkan berani untuk membalas dengan emosi.
itu tidak baik.

Dulu saya dikenal ceria, jarang marah.
kini saya dikenal mudah emosi, dan menyuarakan emosi tersebut.
Kini, saya tidak segan menggunakan kata-kata kurang menyenangkan.
hanya karena saya tidak dalam suasana hati yang menyenangkan.
itu tidak baik.

saya berubah.
bukan dalam hal yang baik.
bukan dalam bentuk yang baik.
bukan dalam cara yang baik.

Ternyata 'saya yang dulu', lebih baik.
saya boleh segamblang ini, tapi harus dengan keluasan hati seperti dulu.

Tuhan, memberi saya waktu ini untuk menyadari.
semoga juga diberi waktu untuk memperbaiki diri.

saya sudah terlanjur menyakiti banyak orang, termasuk orang tua saya.
semoga di waktu mendatang, saya akan menulis dalam judul yang sama.
saya berubah.
dalam versi yang lebih baik.